Category: Uncategorized

  • Simulasi Turbin air menggunakan CFD

    Desain turbin air telah banyak dibahas dalam buku-buku teori mekanika fluida, baik performanya maupun karakteristik aliran fluidanya. Dalam referensi-referensi tersebut banyak disediakan persamaan-persamaan untuk menentukan hubungan antar-parameter seperti efisiensi, daya, torsi, energi potensial dari fluida serta hubunganya dengan efisiensi turbin.

    Namun, prediksi dari parameter-parameter tersebut kadang kala terdapat variabel-variabel yang tidak dapat dihitung secara analitis, misalkan saja koefisien daya atau torsi yang dihasilkan pada rpm dan kecepatan fluida tertentu karena adanya interaksi fluida 3D yang kompleks serta pola-pola aliran yang tidak ideal, seperti turbulensi, vortex, gelombang free surface dan interaksi antara turbin dengan komponen sekunder lainya. Parameter-parameter tersebut secara umum dihitung menggunakan data-data empiris dari uji laboratorium baik menggunakan water tunnel, setup laboratorium maupun uji lapangan langsung yang cukup memakan waktu dan biaya karena fleksibilitasnya yang rendah.

    Salah satu metode yang cukup populer, yang memadukan antara perhitungan teori analitis dengan eksperimen adalah menggunakan eksperimen numerik yang dalam kasus mekanika fluida dikenal dengan istilah Computational Fluid Dynamics (CFD). Metode ini memodelkan turbin secara 3D menggunakan komputer, kemudian model tersebut disimulasikan terhadap aliran fluida yang ada di sekitaranya, sehingga dapat diperoleh solusi-solusi seperti torsi, daya dan efisiensi secara lebih komprehensif karena mempertimbangkan pola aliran 3D maupun interaksi-interaksi dengan komponen-komponen sekitarnya yang dapat mempengaruhi aliran.

    Dewasa ini, metode CFD sudah sangatlah berkembang, sehingga perhitungan aliran-aliran turbulen yang kompleks dapat dimodelkan dengan cukup akurat, bahkan aliran dua fasa yang terjadi misalkan pada turbin air vortex maupun cross flow dapat dimodelkan secara real tanpa penyederhanaan perhitungan satu fasa.

    Berikut adalah contoh project-project turbin air dengan CFD:

    SIMULASI CFD TURBIN AIR PADA SUNGAI

    simulasi permodelan free surface gelombang turbin air dengan CFD openFOAM
    analisis tinggi gelombang free surface turbin air dengan CFD openFOAM
    Simulasi kecepatan gelombang free surface turbin air dengan CFD openFOAM

    SIMULASI CFD PADA TURBIN AIR VORTEX (MICROHIDRO)

    Simulasi kecepatan gelombang free surface turbin vortex dengan CFDopenFOAM
    Simulasi ketinggian gelombang free surface turbin vortex dengan CFD openFOAM
  • Simulasi CFD pada valve (katup)

    Valve adalah perangkat yang berfungsi untuk mengatur, mengarahkan, dan mengontrol aliran fluida dengan cara membuka dan menutup atau menutup sebagian dari jalan aliran fluida. Pengoperasian valve dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan tuas, pegangan, putaran ulir, dan lain sebagainya. Sedangkan, pengoperasian valve secara otomatis biasanya menggunakan pengendalian dengan menggunakan prinsip perubahan tekanan, aliran, dan temperatur di dalam aliran fluida.

    Dalam operasionalnya, terdapat aliran yang sangat kompleks terjadi di dalam valve karena geometri yang juga pada umumnya memiliki banyak fitur dan detail, belum lagi jika di dalamnya terdapat fenomena kavitasi yaitu perubahan fasa cair menjadi vapor pada suhu ruangan karena rendahnya tekanan pada aliran. Oleh karena itu, analisis menggunakan persamaan matematika murni (analitis) menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dilakukan.

    Pendekatan yang biasa digunakan adalah dengan membuat eksperimen empiris di laboratorium, namun metode tersebut memerlukan biaya yang relatif mahal untuk fabrikasi prototype, terlebih lagi proses pembuatan dan setup nya yang memakan waktu dan memiliki fleksibilitas yang sangat rendah.

    Sehingga, penggunaan permodelan aliran fluida menggunakan komputer, atau dikenal dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) menjadi cukup umum dan populer dignakan untuk analisis valve. Selain karena biayanya yang relatif rendah, fleksibilitas yang tinggi, serta waktu yang singkat, penggunaan CFD juga dapat “melihat” pola aliran secara mendetail sehingga kita dapat membuat judgement desain yang lebih terarah.

    simulasi pola aliran dalam valve dengan CFD openFOAM

    Kemudian, selain hal-hal mendasar seperti perhitungan pressure drop, mass flow rate, atau optimasi desain, CFD juga dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya laju erosi serta mencari root cause dari suatu kegagalan dari suatu sistem pompa yang sudah ada, sehingga dapat membantu tim maintenance lapangan untuk menentukan tindakan.

    Siulasi erosi pada inner body valve dengan CFD openFOAM

    Kami menyediakan solusi berupa jasa project support bagi anda yang sedang mendesain sistem valve dengan CFD serta konsultasi dari pembuatan simulasi, penjelasan setingan yang digunakan, hingga pembahasan hasilnya.

  • Simulasi Mixing Tank menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)

    Mixing tank merupakan perangkat penting dalam berbagai proses industri seperti farmasi, kimia, makanan dan minuman, serta industri pengolahan air. Dalam operasinya, mixing tank bertanggung jawab untuk mencampurkan bahan-bahan secara homogen atau menciptakan reaksi kimia yang diinginkan. Untuk memastikan kinerja optimal dan efisiensi proses, simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) telah menjadi alat yang sangat berharga dalam desain dan analisis mixing tank.

    Mengapa Simulasi CFD Diperlukan dalam Mixing Tank?

    1. Optimasi Desain: Simulasi CFD memungkinkan insinyur untuk menganalisis berbagai konfigurasi desain mixing tank tanpa membangun prototipe fisik. Mereka dapat mengevaluasi faktor-faktor seperti bentuk tank, jumlah dan lokasi inlet, serta kecepatan agitasi untuk mencapai distribusi yang homogen dan waktu pencampuran yang optimal.
    2. Pemodelan Aliran Fluida: CFD memungkinkan pemodelan aliran fluida di dalam mixing tank dengan presisi tinggi. Dengan memahami pola aliran fluida, insinyur dapat mengidentifikasi area stagnasi atau zona dengan gradien konsentrasi yang tinggi yang dapat mengganggu pencampuran yang efisien.
    3. Prediksi Distribusi Suhu: Dalam beberapa aplikasi seperti industri makanan dan minuman atau farmasi, suhu adalah parameter kunci yang harus dikontrol. Simulasi CFD dapat memprediksi distribusi suhu di dalam mixing tank, memungkinkan pengaturan proses yang tepat untuk memastikan suhu yang konsisten di seluruh volume.
    4. Analisis Reaksi Kimia: Untuk aplikasi yang melibatkan reaksi kimia, simulasi CFD memungkinkan insinyur untuk memodelkan laju reaksi dan distribusi konsentrasi bahan kimia di dalam tank. Ini memungkinkan pengoptimalan parameter proses untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan efisiensi maksimal.

    Langkah-langkah dalam Simulasi CFD pada Mixing Tank:

    1. Pemodelan Geometri: Langkah pertama adalah membuat model geometri mixing tank menggunakan perangkat lunak CAD (Computer-Aided Design) seperti SolidWorks atau AutoCAD.
    2. Pemilihan Perangkat Lunak CFD: Ada berbagai perangkat lunak CFD yang tersedia baik proprietary ataupun opensource, seperti Cradle CFD atau OpenFOAM.
    3. Pemilihan Model Aliran: Berbagai model aliran seperti turbulent, laminar, atau multiphase harus dipertimbangkan tergantung pada karakteristik aliran dalam mixing tank.
    4. Pemilihan Boundary Conditions: Boundary conditions seperti kecepatan aliran inlet, tekanan outlet, atau suhu harus ditentukan sesuai dengan kondisi operasi sebenarnya.
    5. Simulasi dan Analisis: Setelah model selesai, simulasi CFD dapat dijalankan. Hasil simulasi kemudian dianalisis untuk memahami pola aliran, distribusi konsentrasi, atau distribusi suhu di dalam mixing tank.
    6. Validasi dan Verifikasi: Hasil simulasi harus divalidasi dan diverifikasi dengan data eksperimental jika memungkinkan, untuk memastikan keakuratan prediksi CFD.

    Manfaat Simulasi CFD pada Mixing Tank:

    1. Penghematan Biaya: Simulasi CFD mengurangi ketergantungan pada uji coba fisik yang mahal dan memakan waktu.
    2. Peningkatan Kinerja: Dengan memahami pola aliran dan distribusi konsentrasi, desainer dapat mengoptimalkan desain dan parameter operasi untuk meningkatkan kinerja mixing tank.
    3. Pengurangan Risiko: Simulasi CFD memungkinkan identifikasi masalah potensial sebelum produksi dimulai, mengurangi risiko kegagalan proses dan kecelakaan.

    Kesimpulan:

    Simulasi CFD telah menjadi alat yang tak tergantikan dalam desain dan analisis mixing tank. Dengan memahami pola aliran, distribusi konsentrasi, dan distribusi suhu di dalam tank, insinyur dapat mengoptimalkan desain dan parameter operasi untuk mencapai kinerja optimal dan efisiensi proses yang tinggi. Dengan demikian, penggunaan simulasi CFD tidak hanya mengurangi biaya dan waktu pengembangan, tetapi juga meningkatkan kehandalan dan keamanan operasi mixing tank dalam berbagai aplikasi industri.

    PT Tensor memberikan jasa konsultasi simulasi CFD pada mixing tank, dengan software berlisensi resmi sejak tahun 2013, dengan tim engineer yang berpengalaman menghandle case-case desain mixing tank. Hubungi kami segera!

  • Analisis HVAC menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)

    Heating, Ventilation, and Air Conditioning (HVAC) telah menjadi elemen penting dalam desain bangunan modern. HVAC bertanggung jawab atas kenyamanan termal, kualitas udara, dan efisiensi energi di dalam bangunan. Dalam rangka untuk mencapai kinerja yang optimal, penggunaan Computational Fluid Dynamics (CFD) telah menjadi kunci dalam proses desain HVAC.

    Apa itu CFD?

    CFD adalah metode numerik yang digunakan untuk menganalisis dan memecahkan persamaan fisika yang mengatur aliran fluida. Dalam konteks HVAC, CFD memungkinkan insinyur untuk memodelkan aliran udara, distribusi suhu, dan distribusi kualitas udara di dalam bangunan dengan presisi tinggi. Dengan menggunakan CFD, desainer HVAC dapat memvisualisasikan dan menganalisis performa sistem mereka sebelum konstruksi fisik dimulai.

    Contoh Software CFD standar industri yang cukup umum digunakan untuk simulasi HVAC adalah Cradle CFD, dengan metode permodelan, meshing, dan detail khusus seperti thermoregulation atau permodelan kain yang didedikasikan untuk aplikasi HVAC.

    Keuntungan Penggunaan CFD dalam Desain HVAC:

    1. Optimasi Desain: Dengan CFD, desainer dapat mengevaluasi berbagai skenario desain tanpa perlu membangun prototipe fisik. Mereka dapat memperbaiki parameter desain seperti posisi ventilasi, ukuran saluran udara, dan penempatan peralatan HVAC untuk mencapai kinerja yang optimal.
    2. Identifikasi Titik Panas: CFD memungkinkan identifikasi titik panas di dalam bangunan, yang dapat mengarah pada desain yang lebih efisien dan distribusi udara yang lebih merata.
    3. Analisis Kualitas Udara: Kualitas udara dalam bangunan adalah faktor penting untuk kesehatan dan kenyamanan penghuni. CFD memungkinkan desainer untuk memodelkan distribusi kontaminan udara seperti debu, polutan, atau gas beracun, sehingga mereka dapat merancang sistem ventilasi yang dapat menghilangkan kontaminan tersebut dengan efektif.
    4. Efisiensi Energi: Dengan menggunakan CFD, desainer dapat mengoptimalkan sistem HVAC untuk meningkatkan efisiensi energi. Mereka dapat menganalisis pola aliran udara untuk mengidentifikasi area dengan potensi stratifikasi suhu, yang dapat diatasi dengan menggunakan strategi desain seperti perancangan bukaan ventilasi yang tepat.
    5. Simulasi Keadaan Darurat: CFD memungkinkan simulasi keadaan darurat seperti kebocoran gas atau kebakaran. Dengan melakukan simulasi ini, desainer dapat mengevaluasi respons sistem HVAC terhadap skenario darurat dan memastikan bahwa bangunan memiliki sistem pemadam kebakaran yang efektif.

    Standar dalam Penggunaan CFD dalam Desain HVAC:

    1. ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers): ASHRAE menyediakan pedoman untuk penggunaan CFD dalam desain HVAC. Standar ASHRAE Ventilation for Acceptable Indoor Air Quality (ASHRAE 62.1) memberikan panduan untuk penggunaan CFD dalam perencanaan sistem ventilasi yang memenuhi standar kualitas udara dalam ruangan.
    2. OpenFoam dan CradleCFD merupakan beberapa perangkat lunak CFD yang populer yang digunakan dalam desain HVAC. Masing-masing memiliki fitur dan kelebihan uniknya sendiri, tetapi semuanya dapat digunakan untuk mensimulasikan aliran udara dan distribusi suhu dalam bangunan.
    3. ISO 7730: Standar ini memberikan panduan untuk evaluasi termal lingkungan manusia dengan menggunakan model prediktif, termasuk penggunaan CFD untuk memodelkan aliran udara dan distribusi suhu dalam ruangan.

    HVAC pada Data Center

    distribusi temperature pada bangunan

    model thermoregulation

    ventilasi pada bangunan tinggi

    Software CFD untuk simulasi HVAC:

    Analisis HVAC melibatkan aliran fluida pada celah-celah object yang kecil, namun juga ruangan yang luas secara bersamaan, sehingga permodelan meshing dari model seperti ini sangatlah tidak efisien jika dilakukan dengan software CFD yang salah. Software Cradle CFD terutama modul scStream memiliki mesh yang didedikasikan khusus untuk analisis HVAC, dengan algoritma mesihng yang sangat efisien yaitu hybrid polyhedral dan atau hexahedron pada daerah yang jauh dari dinding.

    Mesh hybrid (polyhedron) pada sekitar detail lubang-lubang inlet, dan mesh hexahedron pada bagian ruangan

    Analisis Noise pada HVAC

    Permasalahan yang bisa terjadi pada desain HVAC tidak terbatas pada aliran fluida dan juga distribusi temperatur. Sistem HVAC yang modern juga harus mempertimbangkan kenyamanan penghuni ruangan dari noise yang berlebihan. Bahkan suara dengungan yang ringan saja dapat mengakibatkan ketidaknyamanan jika didengarkan terus menerus.

    Untuk analisis Noise, kita dapat menggunakan software CFD seperti Cradle CFD, namun untuk analisis yang lebih mendalam lagi, terdapat software dedicated yang sudah menjadi standar industri untuk noise, yaitu Actran.

    Analisis noise akibat aliran udara dari sistem ducting

    Analisis noise pada berbagai frekuensi

    Kesimpulan:

    Penggunaan CFD dalam desain HVAC telah menjadi standar industri untuk memastikan kinerja yang optimal, kenyamanan penghuni, dan efisiensi energi dalam bangunan. Dengan mengintegrasikan CFD dalam proses desain, insinyur HVAC dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah potensial sebelum konstruksi dimulai, yang menghasilkan bangunan yang lebih aman, nyaman, dan efisien secara energi. Dengan mematuhi standar yang ditetapkan oleh organisasi seperti ASHRAE dan ISO, penggunaan CFD dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan dalam desain HVAC.

    PT Tensor memberikan jasa konsultasi CFD untuk desain HVAC dengan software berlisensi resmi sejak tahun 2013 dan telah menghandle cukup banyak case HVAC. Hubungi kami segera!

  • Analisis HVAC data center dengan Computational Fluid Dynamics

    Pusat data merupakan infrastruktur vital dalam era digital saat ini, yang membutuhkan lingkungan yang tepat untuk menjaga kinerja sistem dan keandalan operasi. Simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) dalam sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) telah menjadi alat yang penting dalam merancang dan mengoptimalkan lingkungan termal di pusat data. Penerapan standar dalam simulasi CFD HVAC membantu memastikan efisiensi energi yang maksimal dan keandalan operasi yang tinggi.

    Mengapa Simulasi CFD dalam Pusat Data Penting?

    1. Optimasi Penyebaran Panas: Pusat data menghasilkan panas secara signifikan melalui peralatan TI yang beroperasi. Simulasi CFD memungkinkan pemodelan penyebaran panas di dalam pusat data, membantu dalam penempatan yang tepat dari peralatan dan pendinginan yang efisien.
    2. Perbaikan Desain: Simulasi CFD memungkinkan pengujian berbagai desain sistem pendinginan, pengaturan ventilasi, dan arsitektur ruang fisik untuk memastikan kondisi termal yang optimal bagi peralatan TI.
    3. Identifikasi Titik Panas: Dengan memahami aliran udara dan distribusi suhu di seluruh pusat data, titik-titik panas dapat diidentifikasi dan ditangani secara efektif untuk mencegah overheating dan kegagalan peralatan.
    4. Efisiensi Energi: Simulasi CFD membantu mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi energi, seperti pengaturan ulang aliran udara, penggunaan perangkat pemantauan energi yang cerdas, dan penggunaan sistem pendinginan yang inovatif.

    Penerapan Standar dalam Simulasi CFD HVAC Pusat Data:

    1. ASHRAE Standard 90.4: Standar ini memberikan panduan untuk desain energi efisien dan operasi pusat data, termasuk persyaratan untuk manajemen termal dan penggunaan energi yang efisien.
    2. ISO 50001: Standar ini memberikan kerangka kerja untuk sistem manajemen energi yang membantu organisasi meningkatkan efisiensi energi, termasuk dalam operasi pusat data.
    3. ANSI/ASHRAE Standard 9.9: Standar ini memberikan panduan spesifik untuk pengaturan lingkungan yang aman dan efisien di pusat data, termasuk kontrol suhu, kelembaban, dan kualitas udara.
    4. NFPA 75: Standar ini fokus pada perlindungan kebakaran di pusat data dan menyediakan pedoman untuk sistem HVAC yang aman dan efektif.

    Manfaat Penerapan Standar dalam Simulasi CFD HVAC Pusat Data:

    1. Kepatuhan Regulasi: Dengan mengikuti standar yang relevan, perusahaan dapat memastikan bahwa desain dan operasi pusat datanya sesuai dengan peraturan pemerintah dan industri yang berlaku.
    2. Optimasi Performa: Standar membantu memastikan bahwa simulasi CFD dilakukan dengan parameter yang tepat dan relevan, sehingga menghasilkan rekomendasi yang akurat untuk meningkatkan performa termal dan efisiensi energi.
    3. Kredibilitas dan Kepercayaan: Mengikuti standar industri meningkatkan kredibilitas perusahaan dalam merancang, mengelola, dan mengoperasikan pusat data dengan standar tertinggi.
    4. Kontinuitas Operasi: Dengan memastikan lingkungan termal yang optimal sesuai dengan standar, perusahaan dapat meningkatkan keandalan operasi pusat data, mengurangi risiko downtime, dan menjaga ketersediaan layanan.

    Simulasi CFD HVAC dalam pusat data, ketika dilakukan dengan mematuhi standar industri yang relevan, merupakan alat yang kuat untuk meningkatkan efisiensi energi, meningkatkan keandalan operasi, dan memastikan ketersediaan layanan yang tinggi. Dengan teknologi yang terus berkembang dan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip termal, pusat data dapat terus mengoptimalkan lingkungan operasional mereka untuk memenuhi tantangan masa depan dalam bidang teknologi informasi.

    PT Tensor memberikan jasa konsultasi analisis desain HVAC pada data center menggunakan software CFD berlisensi resmi sejak tahun 2013 dengan engineer yang sudah berpengalaman menghandle case HVAC. Hubungi kami segera!

  • Analisis Heat Exchanger menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)

    Heat exchanger adalah komponen vital dalam berbagai industri yang digunakan untuk mentransfer energi panas antara dua fluida tanpa adanya kontak langsung. Dalam rangka untuk memastikan kinerja yang optimal, efisiensi energi, dan kepatuhan terhadap standar industri, simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) telah menjadi alat yang tak tergantikan dalam desain, analisis, dan pengembangan heat exchanger.

    Pentingnya Simulasi CFD dalam Heat Exchanger:

    Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah analisis numerik untuk menyelesaikan fenomena-fenomena fluida secara detail, termasuk juga dengan Heat Exchanger, yang mana di dalamnya terdapat fenomena yang kompleks seperti turbulensi pada celah-celah tube, hingga perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi, yang membuat engineer kadang kesulitan untuk menganalisis HE ini hanya dengan perhitungan analitis atau standar yang berlaku.

    1. Optimasi Desain: Simulasi CFD memungkinkan insinyur untuk memodelkan aliran fluida, distribusi suhu, dan efisiensi transfer panas di dalam heat exchanger dengan presisi tinggi. Ini memungkinkan pengoptimalan desain geometri dan konfigurasi operasional untuk mencapai kinerja yang diinginkan.
    2. Efisiensi Energi: Dengan memahami pola aliran dan distribusi suhu, desainer dapat mengoptimalkan heat exchanger untuk meningkatkan efisiensi transfer panas dan mengurangi konsumsi energi.
    3. Kepatuhan Standar: Simulasi CFD memungkinkan pengujian virtual heat exchanger terhadap standar industri seperti ASME (American Society of Mechanical Engineers) atau TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association), memastikan bahwa desain memenuhi persyaratan keamanan, kualitas, dan kinerja.
    4. Identifikasi Masalah Potensial: Dengan menggunakan simulasi CFD, insinyur dapat mengidentifikasi masalah potensial seperti dead zones, hot spots, atau areas dengan turbulensi yang tinggi, yang dapat mempengaruhi kinerja dan keandalan heat exchanger.

    Pendekatan Standar dalam Simulasi CFD pada Heat Exchanger:

    1. Pemodelan Geometri: Langkah pertama adalah membuat model geometri heat exchanger menggunakan perangkat lunak CAD (Computer-Aided Design). Pemodelan harus mencakup detail geometri yang akurat, termasuk permukaan pertukaran panas dan fitur-fitur internal lainnya.
    2. Seleksi Perangkat Lunak CFD: Pemilihan perangkat lunak CFD harus didasarkan pada kemampuan model, kebutuhan analisis, dan keahlian pengguna. Beberapa perangkat lunak CFD populer termasuk OpenFOAM dan Cradle CFD.
    3. Definisi Boundary Conditions: Boundary conditions seperti kecepatan aliran inlet, tekanan outlet, dan suhu harus ditentukan sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan dan standar yang relevan.
    4. Seleksi Model Aliran: Berbagai model aliran seperti turbulent, laminar, atau multiphase harus dipertimbangkan tergantung pada karakteristik aliran dalam heat exchanger. Pemilihan model yang tepat sangat penting untuk hasil simulasi yang akurat.
    5. Simulasi dan Analisis: Setelah model selesai, simulasi CFD dapat dijalankan. Hasil simulasi kemudian dianalisis untuk memahami pola aliran, distribusi suhu, dan efisiensi transfer panas di dalam heat exchanger.
    6. Validasi dan Verifikasi: Hasil simulasi harus divalidasi dan diverifikasi dengan data eksperimental jika memungkinkan, untuk memastikan keakuratan dan keandalan prediksi CFD.

    Software CFD untuk analisis Heat Exchanger:

    Heat exchanger melibatkan fenomena fluida yang kompleks, mulai dari aliran turbulensi pada celah-celah yang sempit, hingga ke perpindahan kalor baik secara konveksi dan konduksi, sehingga diperlukan juga software yang powerful. Salah satu software industri yang banyak digunakan untuk simulasi Heat Exchanger adalah Cradle CFD; geometri heat exchanger yang detail dan rumit dapat dengan mudah di-meshing menggunakan algoritma mesh hybrid polihedron dan hexahedron, kemudian permodelan kontak antara fluida dan solid untuk analisis transfer kalor atau heat flux dapat dilakukan secara otomatis tanpa harus khawatir terjadinya konflik pada contact region, solver dari Cradle CFD juga sangatlah lengkap dan robust untuk analisis HE bahkan hingga ke level multifasa dan perubahan fasa.

    Simulasi heat exchanger untuk mengestimasi performa perpindahan kalor

    Simulasi heat exchanger untuk mengantisipasi abrasi pada sekitar tube

    Standar Industri yang Relevan:

    Beberapa standar industri yang relevan untuk penggunaan simulasi CFD pada heat exchanger termasuk:

    • ASME Boiler and Pressure Vessel Code: Menyediakan pedoman dan persyaratan untuk desain, konstruksi, dan inspeksi heat exchanger untuk memastikan keamanan dan keandalan.
    • TEMA Standards: Standar ini memberikan pedoman untuk desain, konstruksi, dan pengujian heat exchanger, serta menetapkan kriteria untuk kinerja dan efisiensi.
    • ISO 15547: Standar ini menyediakan metode untuk pengujian dan perhitungan kinerja heat exchanger dengan menggunakan simulasi numerik dan eksperimen.

    Kesimpulan:

    Simulasi CFD telah menjadi alat yang tak tergantikan dalam desain, analisis, dan pengembangan heat exchanger. Dengan memahami pola aliran fluida, distribusi suhu, dan efisiensi transfer panas, insinyur dapat mengoptimalkan desain dan parameter operasional untuk mencapai kinerja yang diinginkan dengan kepatuhan terhadap standar industri yang relevan. Dengan demikian, penggunaan simulasi CFD bukan hanya mengurangi biaya dan waktu pengembangan, tetapi juga memastikan keamanan, keandalan, dan kinerja heat exchanger dalam berbagai aplikasi industri.

    PT Tensor memberikan jasa konsultasi desain heat exchanger menggunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan software berlisensi resmi sejak tahun 2013. Hubungi kami segera!

  • Simulasi CFD Turbin Angin

    Perkembangan kebutuhan akan energi terbarukan semakin mendorong para saintis dan engineer untuk terus mengembangkan teknologi energi terbarukan seperti contohnya turbin angin.

    Desain turbin angin telah banyak dibahas dalam buku-buku teori mekanika fluida, baik performanya maupun karakteristik aliran fluidanya. Dalam referensi-referensi tersebut banyak disediakan persamaan-persamaan untuk menentukan hubungan antar-parameter seperti efisiensi, daya, torsi, energi potensial dari fluida serta hubunganya dengan efisiensi turbin.

    Namun, prediksi dari parameter-parameter tersebut kadang kala terdapat variabel-variabel yang tidak dapat dihitung secara analitis, misalkan saja koefisien daya atau torsi yang dihasilkan pada rpm dan kecepatan fluida tertentu karena adanya interaksi fluida 3D yang kompleks serta pola-pola aliran yang tidak ideal, seperti turbulensi, vortex dan interaksi antara turbin dengan komponen sekunder lainya. Parameter-parameter tersebut secara umum dihitung menggunakan data-data empiris dari uji laboratorium baik menggunakan wind tunnel, water tunnel maupun uji lapangan langsung yang cukup memakan waktu dan biaya karena fleksibilitasnya yang rendah.

    Gambar berikut ini menunjukkan grafik karakteristik berbagai jenis turbin angin yang ditunjukkan dengan grafik Cp (merepresentasikan efisiensi) terhadap TSR (rasio antara kecepatan tangensial terhadap kecepatan datangnya angin). Dari grafik tersebut terlihat karakteristik yang sangat berbeda antar-turbin angin yang akan sangat sulit diprediksi dengan analitis murni.

    ilustrasi grafik Cp versus TSR berbagai turbin angin

    Salah satu metode yang cukup populer, yang memadukan antara perhitungan teori analitis dengan eksperimen adalah menggunakan eksperimen numerik yang dalam kasus mekanika fluida dikenal dengan istilah Computational Fluid Dynamics (CFD). Metode ini memodelkan turbin secara 3D menggunakan komputer, kemudian model tersebut disimulasikan terhadap aliran fluida yang ada di sekitaranya, sehingga dapat diperoleh solusi-solusi seperti torsi, daya dan efisiensi secara lebih komprehensif karena mempertimbangkan pola aliran 3D maupun interaksi-interaksi dengan komponen-komponen sekitarnya yang dapat mempengaruhi aliran.

    simulasi HAWT dengan software CFD openFOAM
    simulasi VAWT dengan software CFD openFOAM

    Meskipun memiliki kapabilitas dan hasil yang cukup detail dan komprehensif, namun bagi operator yang belum terbiasa menggunakan CFD dapat menjadi kesulitan tersendiri dalam mempelajari nya. Kami memberikan solusi berupa project support serta konsultasi simulasi pada turbin angin.

  • Analisis noise pada valve menggunakan CFD

    Noise atau kebisingan yang dihasilkan oleh valve merupakan masalah penting dalam industri, karena dapat menunjukkan kondisi operasional, kebocoran, atau ketidaksempurnaan dalam desain. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penggunaan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk mensimulasikan dan menganalisis noise yang dihasilkan oleh valve, dengan fokus pada standar industri yang relevan dan implementasinya.

    1. Pendahuluan tentang Noise di Valve

    Valve digunakan untuk mengatur aliran fluida dalam sistem industri, mulai dari air hingga gas dan cairan kimia. Suara atau noise yang dihasilkan oleh valve bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk turbulensi aliran, getaran mekanis, atau efek akustik dari proses aliran fluida yang tidak stabil.

    2. Standar Industri yang Relevan

    Standar industri seperti American Petroleum Institute (API), American Society of Mechanical Engineers (ASME), dan International Organization for Standardization (ISO) menyediakan pedoman terkait dengan evaluasi dan kontrol terhadap noise di lingkungan industri. Standar ini mencakup batasan noise yang dapat diterima, metode pengukuran, dan strategi mitigasi untuk mengurangi noise yang tidak diinginkan.

    3. Metode Simulasi CFD untuk Analisis Noise di Valve

    CFD dapat digunakan untuk mensimulasikan aliran fluida di sekitar valve dan memprediksi noise yang dihasilkan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan simulasi CFD untuk analisis noise di valve:

    • Modeling Geometri: Membuat model 3D dari valve beserta sistem aliran fluida yang terkait.
    • Pengaturan Simulasi: Menentukan kondisi batas seperti jenis fluida, kecepatan aliran, dan tekanan di inlet dan outlet valve.
    • Simulasi Aliran: Menjalankan simulasi untuk memperoleh pola aliran fluida, distribusi tekanan, dan gradien kecepatan di sekitar valve.
    • Simulasi Akustik: Memperkirakan noise yang dihasilkan dengan menggunakan model akustik yang terintegrasi dalam CFD untuk mengidentifikasi sumber dan karakteristik frekuensi noise.

    Software CFD yang paling umum digunakan untuk analisis aliran fluida di dalam valve atau katup adalah Cradle CFD, karena kemudahanya dalam membentuk mesh pada geometri yang kompleks dan sempit seperti valve, terlebih lagi software ini dilengkapi dengan kapabilitasnya untuk analisis akustik.

    Jika anda ingin analisis yang lebih mendalam, software acoustic dan noise yang dedicated seperti Actran dapat digunakan. Simulasi Cradle CFD dan Actran dapat saling dikaitkan untuk mendapatkan simulasi yang lebih realistis.

    4. Parameter Kinerja yang Dievaluasi

    Dalam analisis CFD terkait noise di valve, beberapa parameter kinerja yang dievaluasi meliputi:

    • Level of Noise: Tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh valve dalam decibel (dB).
    • Spectrum of Noise: Distribusi frekuensi dari noise yang dihasilkan, yang dapat membantu dalam identifikasi sumber-sumber utama dari noise tersebut.
    • Saran dan Rekomendasi: Strategi mitigasi yang diusulkan untuk mengurangi noise yang melebihi batasan yang ditetapkan oleh standar industri.

    5. Keuntungan Penggunaan CFD dalam Analisis Noise di Valve

    Penggunaan CFD dalam analisis noise di valve memberikan beberapa keuntungan signifikan:

    • Prediksi Akurat: Kemampuan untuk memprediksi tingkat dan karakteristik noise yang dihasilkan oleh valve dengan detail yang tinggi.
    • Optimasi Desain: Memungkinkan untuk mengoptimalkan desain valve untuk mengurangi noise tanpa mengorbankan performa atau efisiensi.
    • Pembandingan Alternatif: Memungkinkan perbandingan berbagai skenario desain atau operasional untuk memilih yang paling efektif dalam mengurangi noise.

    6. Implementasi dan Studi Kasus

    Studi kasus yang menerapkan CFD untuk analisis noise di valve dapat memberikan contoh nyata bagaimana teknologi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah noise dalam berbagai aplikasi industri. Implementasi hasil analisis CFD dapat membantu perusahaan untuk mematuhi regulasi lingkungan, meningkatkan keamanan kerja, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

    Kesimpulan

    Dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD), analisis noise di valve dapat dilakukan dengan detail yang tinggi sesuai dengan standar industri yang berlaku. Dengan memahami sumber noise dan mekanisme pembentukannya, kita dapat mengembangkan strategi mitigasi yang efektif untuk meminimalkan dampak negatif dari noise di lingkungan industri. Implementasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan kepatuhan terhadap standar, tetapi juga mendukung pengoperasian yang lebih efisien dan aman dari valve dalam berbagai aplikasi industri modern.

    Tim PT Tensor telah banyak menghandle kasus CFD untuk analisis noise pada valve dengan software berlisensi resmi dan tim engineer yang berpengalaman sejak tahun 2013.

  • Simulasi CFD pada Scrubber

    Gas production scrubber adalah perangkat yang digunakan dalam industri untuk menghilangkan kontaminan dari gas alam atau gas buang sebelum gas tersebut dilepaskan ke atmosfer atau digunakan dalam proses lebih lanjut. Dalam artikel ini, kita akan membahas penerapan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk mensimulasikan dan menganalisis kinerja gas production scrubber, dengan mematuhi standar industri yang relevan.

    1. Pengantar tentang Gas Production Scrubber

    Gas production scrubber adalah bagian penting dari proses produksi gas untuk memastikan gas yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Scrubber ini biasanya digunakan untuk menghilangkan partikel, uap air, senyawa kimia berbahaya, atau gas-gas beracun dari aliran gas sebelum diolah lebih lanjut atau dilepaskan ke lingkungan.

    Source: PCA Air

    2. Standar Industri yang Relevan

    Standar industri yang berlaku memberikan pedoman tentang desain, pengujian, dan operasi gas production scrubber untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan kepatuhan lingkungan. Beberapa standar yang relevan dalam konteks ini termasuk:

    • American Petroleum Institute (API): API memiliki berbagai standar terkait pengolahan gas dan pengendalian polusi udara yang dapat mempengaruhi desain dan operasi scrubber.
    • Environmental Protection Agency (EPA): EPA di Amerika Serikat dan badan serupa di negara lain memiliki regulasi ketat terkait emisi gas buang dan perlindungan lingkungan yang harus dipatuhi oleh industri.
    • International Organization for Standardization (ISO): ISO memiliki standar yang terkait dengan pengendalian polusi udara dan pengolahan gas yang dapat mempengaruhi desain dan operasi scrubber di tingkat internasional.

    3. Metode Simulasi CFD untuk Analisis Gas Production Scrubber

    CFD digunakan untuk mensimulasikan aliran fluida di dalam gas production scrubber dan memprediksi kinerja penghilangan kontaminan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menggunakan CFD untuk simulasi gas production scrubber:

    • Modeling Geometri: Membuat model 3D dari scrubber dan komponen internalnya, termasuk inlet, outlet, baffle, dan media pemisahan.
    • Pengaturan Simulasi: Menentukan kondisi batas seperti laju aliran gas, suhu, tekanan, jenis gas, dan komposisi kontaminan.
    • Simulasi Aliran: Menjalankan simulasi untuk memperoleh pola aliran fluida, distribusi kecepatan, tekanan, dan distribusi kontaminan di dalam scrubber.
    • Simulasi Pemisahan: Memodelkan proses pemisahan kontaminan dari aliran gas, seperti penangkapan partikel, absorpsi gas, atau adsorpsi berdasarkan media dan desain scrubber.

    Software yang umum digunakan di industri pada simulasi scrubber ini adalah Cradle CFD karena kemampuanya membentuk mesh yang detail dan rumit, serta kemudahanya dalam solving kasus multiphase bahkan perubahan fasa.

    4. Parameter Kinerja yang Dievaluasi

    Dalam analisis CFD pada gas production scrubber, beberapa parameter kinerja kunci yang dievaluasi meliputi:

    • Efisiensi Pemisahan: Kemampuan scrubber untuk menghilangkan kontaminan dari aliran gas dengan efisien, diekspresikan sebagai persentase pemisahan yang dihasilkan.
    • Pressure Drop: Penurunan tekanan dari inlet hingga outlet scrubber yang mempengaruhi konsumsi energi dan efisiensi operasional.
    • Distribusi Kontaminan: Distribusi konsentrasi kontaminan di dalam scrubber untuk memastikan bahwa semua bagian dari aliran gas terpapar dengan cara yang memaksimalkan efisiensi pemisahan.

    5. Keuntungan Penggunaan CFD dalam Analisis Gas Production Scrubber

    Penggunaan CFD dalam analisis gas production scrubber memberikan beberapa keuntungan penting:

    • Visualisasi yang Jelas: Memungkinkan visualisasi aliran fluida dan distribusi kontaminan di dalam scrubber yang sulit didapatkan secara eksperimental.
    • Optimasi Desain: Memungkinkan untuk mengoptimalkan desain scrubber untuk meningkatkan efisiensi pemisahan dan mengurangi emisi kontaminan.
    • Evaluasi Kondisi Operasional: Menentukan kondisi operasional yang optimal untuk mencapai tujuan pemisahan yang diinginkan dengan menggunakan konfigurasi dan media yang sesuai.

    6. Implementasi dan Studi Kasus

    Studi kasus yang menerapkan CFD dalam analisis gas production scrubber dapat memberikan contoh nyata tentang bagaimana teknologi ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi proses penghilangan kontaminan dalam industri gas. Implementasi hasil analisis CFD dapat membantu industri untuk mematuhi regulasi lingkungan yang ketat, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi dampak lingkungan dari emisi gas buang.

    Kesimpulan

    Dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD), analisis gas production scrubber dapat dilakukan dengan detail yang tinggi sesuai dengan standar industri yang berlaku. Dengan memahami aliran fluida, distribusi kecepatan, dan mekanisme pemisahan kontaminan di dalam scrubber, kita dapat mengembangkan dan memperbaiki desain scrubber untuk memastikan perlindungan lingkungan yang maksimal dan operasi yang efisien dalam industri gas modern. Implementasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga mendukung pengoperasian yang lebih efisien dan berkelanjutan dari gas production scrubber.

    PT Tensor memberikan jasa pembuatan simulasi CFD pada gas production scrubber dengan software berlisensi resmi dan engineer yang sudah berpengalaman sejak tahun 2013. Hubungi kami sekarang juga!

  • Analisis CFD pada Intake Pompa

    Intake atau saluran masuk adalah salah satu komponen kunci dalam desain pompa yang memengaruhi kinerja dan efisiensi operasionalnya. Salah satu tantangan utama dalam desain intake adalah mencegah terbentuknya fenomena vortex yang dapat mengganggu aliran fluida dan mengurangi efisiensi pompa. Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, insinyur dan perancang menggunakan software Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk mengoptimalkan desain intake pompa.

    Fenomena Vortex dalam Intake Pompa

    Vortex merupakan pola aliran yang berputar di sekitar intake pompa. Fenomena ini sering terjadi ketika aliran fluida mengalir ke intake dengan sudut yang tidak tepat atau dengan kecepatan yang tinggi. Vortex dapat menyebabkan turbulensi, penurunan tekanan, dan bahkan kerusakan pada pompa. Oleh karena itu, penting untuk merancang intake yang dapat mencegah terbentuknya vortex atau mengurangi efek negatifnya.

    Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi munculnya vortex ini, misalkan dengan membuat vortex splitter pada bangunan bagian bawah, mengatur kecepatan aliran lokal fluida, dan lain-lain, yang melibatkan interaksi aliran fluida yang sangat kompleks dan sulit untuk diprediksi desain nya, sehingga dibutuhkan software seperti Computational Fluid Dynamics (CFD) dalam proses analisis desain nya.

    sumber: usbr.gov

    Peran Software CFD dalam Desain Intake Pompa

    Software CFD memainkan peran kunci dalam desain intake pompa dengan tujuan mencegah terbentuknya vortex. Berikut adalah beberapa cara di mana software CFD digunakan dalam proses desain:

    1. Pemodelan Aliran Fluida: Software CFD memungkinkan insinyur untuk memodelkan aliran fluida di sekitar intake dengan detail yang tinggi. Simulasi CFD dapat memprediksi pola aliran, penurunan muka air, kecepatan, tekanan, dan distribusi energi dalam sistem. Dengan memahami perilaku aliran fluida, insinyur dapat mengidentifikasi daerah-daerah di mana vortex cenderung terbentuk.
    2. Simulasi Skenario Berbeda: Software CFD memungkinkan insinyur untuk melakukan simulasi dengan berbagai skenario operasional, seperti berbagai kecepatan aliran dan sudut masukan. Dengan mencoba berbagai kombinasi parameter, mereka dapat menentukan kondisi operasional yang paling rentan terhadap pembentukan vortex.
    3. Optimasi Geometri: Dengan bantuan software CFD, insinyur dapat mengoptimalkan geometri intake untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya vortex. Mereka dapat menyesuaikan bentuk, ukuran, dan sudut intake untuk meminimalkan turbulensi dan mengarahkan aliran fluida dengan lebih efisien ke dalam pompa.
    4. Validasi dan Iterasi Desain: Setelah desain awal dibuat, insinyur dapat menggunakan software CFD untuk memvalidasi kinerja intake dan mengidentifikasi area-area perbaikan potensial. Mereka dapat melakukan iterasi desain dengan cepat dan efisien, memperbaiki masalah yang terdeteksi dalam simulasi sebelum melakukan pengujian fisik.
    https://youtube.com/watch?v=mF129JbJMP8%3Fsi%3DuLbj5NrnggxrU384%26wmode%3Dopaque%26rel%3D0

    Studi Kasus: Penggunaan Software CFD dalam Desain Intake Pompa

    Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur atau kontraktor pompa menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi pompa mereka dengan mengurangi pembentukan vortex pada intake pada sebuah bangunan existing yang unik. Mereka menggunakan software CFD untuk memodelkan aliran fluida di sekitar intake dan mengidentifikasi desain intake yang optimal. Setelah beberapa iterasi desain dan simulasi, mereka berhasil mengembangkan intake baru yang mengurangi pembentukan vortex, meningkatkan efisiensi pompa, dan mengurangi keausan komponen. Perlu diingat, setiap kondisi bangunan yang unik dengan debit air yang berbeda, dapat menghasilkan kesimpulan desain yang berbeda pula.

    Kesimpulan

    Penggunaan software CFD dalam desain intake pompa merupakan alat yang sangat berguna dalam upaya mencegah terbentuknya vortex dan meningkatkan kinerja pompa secara keseluruhan. Dengan kemampuannya untuk memodelkan aliran fluida dengan detail yang tinggi, software CFD memungkinkan insinyur untuk merancang intake yang lebih efisien dan mengoptimalkan kinerja pompa. Dengan demikian, investasi dalam teknologi CFD tidak hanya menghasilkan desain yang lebih baik, tetapi juga mengurangi biaya dan waktu pengembangan produk.

    PT Tensor memberikan jasa konsultasi desain pump intake menggunakan software Computational Fluid Dynamics (CFD), dari permodelan 3D, seting simulasi, hingga pembahasan hasil dan sugestion berdasarkan hasil simulasi nya.